Sejumlah
1 kg serbuk kering daun katu pertama-tama diekstrasi dengan n-heksana
berkali-kali sampai filtrat jernih.
Ampas
dikeringkan kemudian diekstraksi dengan etanol 95% berkali-kali hingga filtrat
jernih. Masing-masing ekstrak dipekatkan dengan penguap putar vakum sehingga
diperoleh ekstrak kental. Pada penelitian ini yang digunakan adalah
ekstrak etanol.
Ekstrak
pekat etanol dilarutkan dalam air panas, disaring kemudian diekstraksi dengan
n-heksana, fraksi n-heksana dikumpulkan dan di pekatkan, diperoleh fraksi
n-heksana
pekat.
Fraksi air diekstraksi dengan kloroform,
fraksi kloroform dikumpulkan dan dipekatkan diperoleh fraksi
kloroform
pekat.
Fraksi air diekstrasi lagi dengan etil asetat,
fraksi etil asetat dikumpulkan dan dipekatkan, diperoleh
fraksi
etil asetat pekat.
Kemudian
fraksi air diekstraksi dengan n-butanol, fraksi n-butanol dikumpulkan dan
dipekatkan,
sehingga
diperoleh fraksi n-butanol pekat.
Ekstraksi dengan n-butanol dilakukan 3 kali,
setiap kali dengan pelarut
n-butanol
yang baru, sehingga diperoleh fraksi n-butanol I, fraksi n-butanol II dan
fraksi n-butanol.
Untuk
melihat profil kromatografi dari setiap fraksi. digunakan cara kromatografi
kertas. Masing-masing fraksi ditotolkan pada kertas Wathman no. 1, dielusi
menggunakan cairan pengembang n-butanol - asam asetat – air (60 : 22
:
1,2 ) [1,9,11].
Setelah
diketahui bahwa fraksi yang mengandung jenis flavonoid terbanyak adalah fraksi
n-butanol I.
repository.ui.ac.id/doc/jurnal/49
Mengapa cairan pengembang yang digunakan mendeteksi senyawa flavonoid menggunakan n butanal lagi, yaitu campuran n butanal-asam asetat-air ? Bagaimana dengan senyawa etanol ?
BalasHapusMengapa hanya fraksi n butanal 1 yang mengandung jenis flavonoid ?
Kan mula2 simplisia digunakan n-heksana berkali2 digunakan intinya untuk membuat seny. mnjadi polar (n-heksana bersifat polar). ampas simplisia tadi diekstraksi lagi dengan etanol gunanya untuk memisahkan seny.polar & nonpolar (etanol bersifat semipolar),baru ekstrak etanol direaksi dengan n-heksana gunanya memisahkan pelarut polar, dan air direaksikan lagi dengan kloroform (CH3CL) yg brsifat nonpolar,hingga didapat fraksi nonpolar kloroform dan air yang lalu direaksikan lagi dengan etil asetat yang bersifat semipolar, lalu fraksi air diekstraksi dengan n-butanol yang bersifat polar.
BalasHapusDari pelarut yang digunakan bisa kita lihat tingkatannya :
Nonpolar (heksana)-semipolar (bisa bersifat polar dan non polar : etil asetat dan kloroform (CH3CL)) lalu butana yang bersifat polar.
Intinya guna pelarut untuk memisahkan senyawa penganggu. terakhir lalu digunakan KLT, dan didapat fraksi butanal yang paling mendekati dengan hasil kontrol (positif flavonoid).
untuk mendeteksi senyawa flavonoid digunakan pelarut berdasarkan sifat pelarut yang berbeda yaitu n butanol, asam asetat dan air. n butanol dan air digunakan untuk mengekstrak senyawa polar. digunakan n butanol lagi yaitu untuk menghilangkan senyawa penggangu yang ada pada simplisia.
BalasHapus